Sejarah, Pengertian, dan Tugas Bank sentral di Indonesia – Taukah kalian berapa banyak perusahaan perbankan yang ada di Indoneisa ? belum tau kan, sini kak Anza jelasin. Menurut CNBC Indonesia, per April 2023 jumlah bank umum di Indonesia sebanyak 106 perusahaan. Bank-bank tersebut patuh pada peraturan dan kebijakan bank Sentral atau Bank Indonesia (BI). Dalam bab ini kak Anza akan membahas tentang Bank Sentral. Yuk simak penjelasannya.
A. Pengertian Bank Sentral
Bank Sentral adalah suatu bank yang mengatur dan melakukan pengawasan terhadap peredaran jenis mata uang disuatu negara. Adanya Bank Sentral bertujuan agar satu jenis mata uang yang beredar memiliki nilai yang stabil dan dapat dipercaya oleh masyarakat karena dijamin oleh negara. Serta dapat dipergunakan terus menerus untuk aktivitas perekonomian.
B. Sejarah Bank Sentral
Membahas tentang Bank Sentral tentunya tak lepas dari sejarah bagaimana pada saat itu perdagangan dan perekonomian terus berkembang, namun alat tukar seperti uang logam (emas, perak, perunggu, dll) mulai memiliki keterbatasan. Karena memang sumber daya alam untuk pembuatan uang logam terbatas.
Zaman dahulu setelah sistem barter ditinggalkan, masyarakat mulai mengenal uang sebagai alat tukar yang lebih mudah untuk aktivitas perdagangan dan perekonomian. Uang yang digunakan juga telah memiliki nilai intrinsik. Nilai tersebut sama dengan material pembuat uang. Misalnya dalam 1 gram emas nilainya sama dengan 1000.
Setelah menggunakan sistem ini selama bertahun-tahun, seiring dengan perkembangan perekonomian masyarakat mulai menemui kendala. Uang logam yang beredar sudah mulai sulit ditemui atau sangat terbatas. Sementara produk-produk baru terus bermunculan.
Karena hal tersebut diperkenalkan pertama kalinya uang kertas oleh suatu badan yang disebut dengan Bank, sekaligus sebagai penjamin dan penyimpan uang masyarakat. Uang kertas dijamin memiliki nilai yang sama serta Bank menjanjikan uang kertas akan bernilai lebih tinggi terhadap emas dan uang logam.
Setelah beberapa lama, masyarakat mulai merasa dirugikan akibat dari masing-masing Bank membuat aturan sendiri mengenai aturan uang kertas. Pada saat itu negara belum ikut mengelola Bank-Bank tersebut, sehingga berpotensi menimbulkan penyelewengan aturan dan ketidakadilan.
Oleh sebab itu negara mendirikan Bank Sentral dengan tujuan agar uang kertas memliki nilai yang sama dan stabil.
Baca juga : Jelaskan Tugas dan Fungsi Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
C. Tugas Bank Sentral
1.) Pengaturan dan Pengawasan Mikroprudensial
Mikroprudensial adalah mengawasi dan menjaga individual institusi keuangan dari resiko sistematik serta mencegah munculnya resiko lainnya. Selain melakukan pengawasan, Bank Sentral juga memiliki wewenang untuk memberikan kebijakan mikroprudensial. Kebijakan yang dibuat Bank Sentral dapat mengendalikan stabilitas sistem keuangan.
Dalam melaksanakan tugas mikroprudensial, bank Sentral menganalisis dan memproyeksi ekonomi makro yang nantinya dapat mempengaruhi kondisi pasar keuangan, lembaga keuangan, dan infrastruktur keuangan. Pengawasan dan pengaturan mikroprudensial berpengaruh pada stabilitas harga dan nilai tukar.
2.) Pengelolaan Cadangan Devisa
Bank Sentral harus menguasi cadangan devisa sebagai otoritas moneter untuk tujuan negara. Serta berkewajiban mengelola cadangan devisa negara. Tujuannya untuk meningkatkan ketahanan ekonomi dari tekanan ekonomi. Antara lain tekanan ekonomi berupa kondisi dalam pasar finansial global, ada juga dari masalah sistem keuangan dalam negeri.
Dalam perannya Bank Sentral megelola cadangan devisa dalam bentuk pergerakan nilai tukar mata uang domestik. Sebelum semua tugas itu dilakukan, Bank Sentral harus melakukan riset dan mendapatkan data yang benar karena hasil analisis pengelolaan cadangan devisa berdasarkan pergerakan dan perkembangan pasar. Sejarah, Pengertian, dan Tugas Bank sentral di Indonesia